
Guru meditasional dan ahli energi dari Bali, Ibu Arsaningsih, sedang melakukan tur bernama 'Pengendalian Jiwa' di berbagai kota di Eropa. Sepanjang perjalanan ini, beliau beserta rombongan menyelenggarakan diskusi publik serta sesi meditasi tentang tantangan kesehatan jiwa yang ada di setiap negeri tersebut.
Setelah Prancis, Italia menjadi negara kedua yang menggelar acara Heart Care Europe. Acara jantung tersebut diselenggarakan di Progress Country & Wine House, Via Palladio, Asolo, pada hari Selasa, 7 April 2025 menurut waktu lokal. Diperkirakan ada sekitar 900 partisipan baik hadir langsung maupun melalui daring.
Italia, negara yang populer dengan gaya hidup "dolce vita" atau kehidupan yang menyenangkan, justru memiliki tantangan dalam bidang kesehatan mental bagi kalangan pekerjanya. Menurut hasil survei dari Telus Health tahun 2023, 45% responden yang bekerja di Italia melaporkan adanya gejala cemas, sementara itu 35% lainnya menderita depresi, serta 29% merasakan sikap pesimisme tentang masa depan mereka.
Ibu Arsaningsih, penerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebanyak dua kali, membawa perspektif rohani dalam memahami serta menangani masalah kesehatan jiwa lewat teknik bernama Jiwa Hidup Universal atau disingkat sebagai SOUL. Teknik pertamanya adalah Pengukur Radiasi Energi yang dikenal sebagai Alat Ukur SOUL atau Metode Penyelidikan Cahaya. Kemudian ada Meditasi Refleksi SOUL, yaitu praktik meditasi bersyarat atau sadar diri yang menyambungkan seseorang pada kuasa Yang Maha Kuasa.
Melalui alat SOUL Meter, Bunda Arsaningsih menemukan adanya deteksi radiasi ketakutan serta pemikiran yang merasa tidak puas dengan kesejahteraan dari partisipan Tata Hati di Italia. "Pikiran ini sebenarnya diproduksi secara tak disadari dan malah mencegah kedatangan kesejahteraan," ungkap Bunda Arsaningsih seperti dilansir dalam rilis pers pada hari Rabu, 8 April.
Dia menyebut bahwa kesuburan sesungguhnya mengacu pada prinsip-prinsip alam, yaitu aturan penyebaran hasil panen serta hukum energi terbentuk melalui pemikiran. "Kecemasan sering kali merampas kesejahteraan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membenahi emosi dan membongkar gagasan-gagasan yang salah supaya kehidupan dapat berkembang," ungkapnya.
Pada sesi meditasi SOUL Reflection, partisipan diminta untuk bersatu dengan kekuatan ilahi sebelum mencerminkan pola pemikiran negatif yang mencegah kesejahteraan. Sesudah membersihkan energi pikiran-pemikiran negatif tersebut, Bunda Arsaningsih membimbing para peserta untuk menransmisikan dan mendaydream tentang kedatangan kelimpahan kesejahteraan dalam hidup mereka.
Mengutip kata-kata Bunda Arsaningsih, beliau menekankan kepentingan untuk memelihara pemikiran positif dan berkhidmah kepada orang lain tanpa pamrih. "Ketika terdapat pemikiran negatif, langsung sadarilah, tariklah diri dari hal tersebut, lalu ganti dengan pemikiran yang dipenuhi kasih sayang. Pada saat itu pula kelimpahan akan hadir," ungkap Bunda Arsaningsih di depan para peserta yang dilayani oleh penerjemah.
Cormela, seorang partisipan dari Italia, menyampaikan bahwa dirinya begitu terkesima dengan pengalamannya itu. "Setelah ikut dalam sesi meditasi ini, rasanya seperti bebas," katanya. Ia menambahkan bahwa perasaannya tak bisa sepenuhnya diungkapkan hanya lewat kata-kata.
Acara di Asolo adalah komponen dari seri Tata Hati Eropa yang dilangsungkan mulai tanggal 24 Maret sampai dengan 13 April 2025. Sebelumnya, Ibu Arsaningsih sudah menyelenggarakan acara mirip tersebut di Paris, Prancis pada tanggal 1 April dan kemudian ia akan melaksanakannya lagi di Brussels, Belgia pada tanggal 9 April serta di Breda, Belanda pada tanggal 13 April.
Di samping topik diskusi dan meditasi, Bunda pun direncanakan untuk berjumpa dengan para dubes Indonesia serta komunitas diaspora yang ada di setiap negara tersebut.
Program Tata Hati sudah menarik partisipasi lebih dari 3.900 orang di sejumlah kota termasuk Paris, Denpasar, dan Solo.