Guru Bali Bawa Teknik Meditasinya ke Eropa untuk Kesehatan Mental - Ken Waras
News Update
Loading...

Sabtu, 12 April 2025

Guru Bali Bawa Teknik Meditasinya ke Eropa untuk Kesehatan Mental

Guru meditasi dari Bali yang juga seorang ahli energi, Ibu Arsaningsih, menyelenggarakan tur bernama 'Tata Hati' di berbagai kota di Eropa. Sepanjang acara ini, beliau bersama dengan timnya melaksanakan diskusi publik serta sesi meditasi tentang permasalahan kesehatan jiwa di setiap negerinya tersebut.

Setelah Prancis, Italia menjadi negara kedua yang menyelenggarakan acara Heart Mapping di Benua Eropa. Acara peta hati di Italia dilaksanakan di tempat Progress Country & Wine House, Via Palladio, Asolo, pada hari Selasa, tanggal 7 April 2025 sesuai dengan waktu lokal. Terdapat kira-kira 900 partisipan baik hadir fisikal maupun mengikuti secara online.

Italia, negara yang terkenal dengan gaya hidup "dolce vita" atau kehidupan yang penuh kenikmatan, justru memiliki tantangan dalam bidang kesehatan mental bagi kalangan pekerjanya. Menurut hasil survei Telus Health tahun 2023, 45% dari pekerja di Italia melaporkan adanya gejala cemas, sementara itu 35% lainnya menderita depresi dan 29% merasakan sikap pesimisme tentang masa depan mereka.

Ibu Arsaningsih, penerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebanyak dua kali, membawa perspektif rohani dalam menangani dan memahami masalah kesehatan jiwa melalui konsep Spirit of Universal Life atau disingkat sebagai SOUL. Pendekatannya mencakup dua aspek: pertama adalah teknik ukur radiasi tenaga yang dikenali sebagai alat SOUL Meter atau Teknik Pengukuran Radiasi; kedua merupakan praktik meditasi bertajuk SOUL Reflection, yaitu bentuk meditasi introspeksi atau kesadaran batin yang menyatu dengan kekuatan sang Pencipta.

Melalui alat SOUL Meter, Bunda Arsaningsih menemukan adanya radiasi cemas serta pemikiran yang merasa kurang puas dengan kesejahteraan di antara partisipan program Tata Hati di Italia. "Pikiran seperti ini sering kali muncul tanpa disadari dan malah dapat membatalkan kedatangan kesejahteraan," ungkap Bunda Arsaningsih dalam rilis pers pada hari Rabu, 8 April.

Dia menyebut bahwa kesejahteraan sesungguhnya mengacu pada aturan alam, yaitu prinsip penyebaran hasil panen serta hukum energy yang terbentuk oleh pemikiran. "Kecemasan sering kali merampas kedamaian kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperbaiki emosi dan melenyapkan pemahaman salah agar kehidupan dapat berganti," jelasnya.

Bunda Arsaningsih bersama seorang peserta program Tata Hati di Asolo, Italia. (YCCK)

Pada saat sesi meditasi SOUL Reflection, peserta diminta untuk menyatu dengan tenaga ilahi sebelum melakukan refleksi tentang pemikiran-pemikiran negatif yang mencegah kesejahteraan. Sesudah membersihkan diri dari energi negativitas tersebut, Ibu Arsaningtyas membimbing para hadirin untuk mengekspresikan secara positif serta mendaydreamkan kedatangan kelimpahan finansial dalam kehidupannya.

Mengenai hal tersebut, Bunda menekankan kepentingan untuk memelihara pemikiran positif dan melayani orang lain dengan ikhlas. "Ketika ada pemikiran negatif timbul, langsung sadarilah, tariklah diri dari itu, lalu ganti dengan pemikiran yang dipenuhi kasih sayang. Itulah saat ketika kelimpahan akan hadir," ungkap Bunda Arsaningsih kepada para peserta yang ditemani oleh terjemahan.

Cormela, seorang partisipan dari Italia, menyampaikan bahwa dia begitu terharu dengan kegiatan itu. "Setelah menjalani meditasi ini, aku merasa benar-benar lega," katanya. Ia menambahkan bahwa tak ada kata yang mampu mendeskripsikan betapa dalamnya rasa bahagianya saat itu.

Acara di Asolo adalah komponen dari seri Tata Hati Eropa yang dilangsungkan mulai tanggal 24 Maret sampai dengan 13 April 2025. Terdahulu, Ibu Arsaningsih sudah menyelenggarakan acara mirip tersebut di Paris, Prancis pada tanggal 1 April, kemudian dia akan melaksanakannya lagi di Brussels, Belgia pada tanggal 9 April serta di Breda, Belanda pada 13 April mendatang.

Di samping tema diskusi dan meditasi, Bunda juga akan berjumpa dengan para duta besar Indonesia serta komunitas diaspora di setiap negara tersebut.

Program Tata Hati sudah melibatkan lebih dari 3.900 orang yang tersebar di sejumlah kota seperti Paris, Denpasar, serta Solo.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done