5 Fakta Unik tentang Burung Mandar Batu: Paruhnya Sebagai Indikator Kesehatannya - Ken Waras
News Update
Loading...

Senin, 14 April 2025

5 Fakta Unik tentang Burung Mandar Batu: Paruhnya Sebagai Indikator Kesehatannya

Pernah mendengar tentang burung yang disebut mandar batu? Gallinula chloropus Mereka adalah sekelompok burung semi-kuatik dengan fitur unik yaitu memiliki bulu berwarna abu-abu gelap hampir di seluruh badannya. Bulu-bulu hanya di area dekat pangkal sayap serta bagian bawah ekornya saja yang tampak putih, sedangkan kakinya berwarna hijau kekuningan. Salah satu karakteristik menarik lainnya ada pada paruh mereka yang bewarna merah muda menjalar ke arah jingga sebagian besar panjangnya, lalu berubah menjadi warna kuning di ujung.

Dari keluarga besar mereka di antara jenis tersebut Gallinula Ukuran bulu merpati batu termasuk cukup besar. Panjang badannya berkisar antara 30 sampai 38 sentimeter, lebar sayapnya mencapai 50 hingga 62 centimeter, serta beratnya bisa mencapai 192-500 gram. Terdapat beberapa informasi seru tentang burung merpati batu yang patut diketahui. Oleh karena itu, mari kita mengenal lebih dekat spesies burung unik ini!

1. Sebaran wilayah, lingkungan hidup, serta makanan kesukaannya

Ternyata mandar batu menjadi salah satu jenis burung yang memiliki penyebaran geografis paling luas di planet bumi. Coba bayangkan, Anda bisa menemukannya tidak hanya di kawasan Asia, tetapi juga di Afrika, Eropa, Amerika Utara, bahkan mencapai Amerika Selatan. Dalam konteks Asia sendiri, burung ini tersebar hampir di semua area, kecuali daerah seperti Papua, pegunungan Himalaya, bagian dari Mongolia, serta sebagian besar wilayah Timur Tengah. Sedangkan di Benua Hitam tersebut, mereka biasanya hidup di bagian barat laut, tengah Afrika, termasuk pulau Madagaskar. Di daratan Eropa, penyebarannya cukup merata, namun kurang umum ditemui di negara-negara Skandinavia. Ketika membahas tentang Amerika, maka burung ini telah berhasil berkembang biak mulai dari Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, melewati semua negeri di Kawasan Tengah Amerika, hingga akhirnya menjalar ke Brazil dan Argentina.

Luasnya peta persebaran mandar batu jelas berimplikasi pada beragamnya habitat yang bisa mereka tinggali. Dilansir Animalia , jenis burung setengah akuatik ini bisa ditemukan di lahan basah, danau, Sungai, rawa, pesisir pantai, bahkan sampai ke daerah air tawar dan asin. Dalam lingkungan aslinya tersebut, mandarin cenderung lebih sering berenang dibandingkan berjalan atau terbang. Jika memerlukan waktu di daratan, mereka biasanya tidak menjauhi pinggiran air dengan jarak yang cukup lebar.

Burung tersebut merupakan seorang pemakan segala yang aktif dalam pencarian makannya pada siang hari (diurnal). Burung madar batu akan mengumpulkan beragam tumbuhan air, butir-butiran padi, buah-buahan, rumput laut, serta hewan-hewani seperti ikan kecil, serangga, cacing, dan siput. Kebanyakan waktunya digunakan untuk mencari makan saat berenang di perairan, namun kadang-kadang burung ini juga ikut mencari makanan di pinggir pantai, khususnya apabila tersedia banyak santapan di area tersebut.

2. Warna dari bilik mulut mengindikasikan tingkat kesehatan mereka.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, warna paruh pada burung madar batu bisa menjadi indikator untuk individu lain ataupun kita tentang keadaan kesehatannya. Berdasarkan informasi tersebut, Wildfowl and Wetlands Trust , para peneliti mengamati bahwa corak jingga kekuningan pada paruh burung itu mencerminkan derajat infeksi bakteri dalam tubuhnya; sedangkan tonjolan berwarna kuning mewakili ketangguhan sistem peredaran daranya melawan penyakit. Semakin terang warna paruh seekor burung madar batu, semakin baik kondisi kesehatannya.

Tidak hanya digunakan untuk mengukur kondisi burung cenderawasih batu, derajat kilap pada paruh tersebut juga bisa membantu dalam menarik minat pasangannya. Burung betina biasanya condong terhadap jantan yang memiliki paruh dengan nuansa lebih terang. Perlu diketahui pula bahwa warna merah jingga hingga kuning diujung burung cenderawasih batu ternyata muncul juga di bagian bawah kakinya. Akan tetapi, sampai saat ini penelitian masih kurang memadai tentang tujuan atau fungsionalitas dari pewarnaan area tersebut di kaki.

Selanjutnya, jika kita membahas tentang warnanya secara lebih detail, burung mandar batu memiliki ciri unik tambahan. Apakah Anda pernah melihat bulu berwarna putih pada ujung sayap serta bagian bawah ekornya? Faktanya, warna putih tersebut memiliki fungsi tertentu. Saat merasa terancam atau hendak istirahat, burung mandar batu dapat meregangkan dan menggoyangkan ekornya menuju sumber ancaman seperti pemangsa. Tujuan gerakan ini adalah untuk memberi tahu sang pemangsa bahwa burung mandar batu dalam posisi waspada dan siap untuk terbang menjauh setiap saat apabila mendekatinya.

3. Terkadang sendirian, terkadang berkumpul dengan yang lain

Menghadapi masa kawin, mandar batu menunjukkan tingkah laku yang unik dan bersifat wilayah. Menariknya, karakteristik berwilayah pada burung ini cenderung diekspresikan lebih sering oleh betina, terutama selama periode perkawinan. Di waktu tersebut, betina bakal bereaksi dengan posisi tubuh yang agresif demi mendapatkan jantan yang ada di lingkungan sekitarnya; walau demikian, bentrokan fisik antara mereka relatif jarang terjadi.

Selain itu, mandar batu, terutama yang jantan, bisa mengumpulkan diri mereka menjadi kelompok dengan ukuran cukup besar. Dilansir Sea World, Sebuah grup mandar batu bisa mengandung 15-30 individu, dengan umumnya jantan tertua menjadi pimpinan dalam kelompok tersebut. Di samping itu, juga ditemukan adanya unit keluarga yang melibatkan sepasang mandar batu bersama keturunan mereka. Grup mandar batu ini aktif dalam berbagai tugas seperti memburu makanan, istirahat, komunikasi, hingga menjaga satu sama lain dari ancaman predator.

4. Sistem reproduksi

Betina memang sering berebut jantan ketika mendekati masa kawin, namun itu tidak berarti bahwa baik betina maupun jantan akan berkawan dengan banyak individu yang berlainan. Sebaliknya, burung madar batu merupakan spesies monoga mi, di mana sepasang pasukan akan tinggal bersama untuk periode bertahun-tahun atau mungkin hanya sampai salah satunya meninggal dunia. Masa kawin pada jenis burung ini bisa bervariasi bergantung lokasinya. Pada wilayah-wilayah tropis atau yang dekat dengan ekuator, madar batu dapat melakukan perkawinan sepanjang tahun. Namun, jika ditempatkan sedikit lebih ke arah utara ataupun selatan dari area tersebut, maka mereka baru mulai masuk dalam fase kawin sewaktu musim panas tiba.

Proses pernikahan pada burung mandar batu ini terjadi di daratan dengan adanya ritual unik dimana kedua belah pihak saling menggigit bulu hingga mengepakkan paruh mereka ke udara. Sesudahnya, sepasang burung tersebut akan merakit sarang menggunakan bahan-bahan seperti reruntuhan tumbuhan air yang sudah layu, cabang-cabang kecil, dedaunan, serta semak-semak yang disusun membentuk wujud mirip mangkuk. Pasca melakukan perkawinan, seekor betina dari spesies mandar batu dapat bertelur sebanyak 2-12 butir setiap musim berkembang biak. Animal Diversity melansir.

Pasangan burung mandar batu cukup sering bekerja sama. Mereka berdua akan mengganti-gantikan tugas dalam memanaskan telur serta melindungi sarang dari pemangsanya. Burung ini memiliki periode inkubasi antara 17 hingga 22 hari sampai telurnya menetas dan tetap tinggal bersama orangtuanya selama 42 hingga 70 hari setelahnya. Induk jantan dan betina mandar batu juga bergilir mencari makan baik untuk dirinya sendiri, pasangannya maupun anak-anak mereka pada saat masa pengasuhan itu. Dibutuhkan waktu kurang lebih satu tahun agar seekor mandar batu bisa dianggap matang secara reproduksi.

5. Status konservasi

Melihat penyebaran yang begitu luas dari burung mandar batu, gambaran tentang status konservasinya menjadi cukup jelas. Daftar Merah IUCN menyebutkan bahwa spesies ini termasuk dalam kategori risiko rendah (Least Concern) dan memiliki trend populasi yang tetap stabil. Perkiraannya menunjukkan jumlah populasi mandar batu di seluruh dunia masih berkisar antara 4,9 hingga 8,4 juta ekor.

Sebaliknya, spesies burung tertentu ini menunjukkan kemampuan beradaptasi yang baik dengan adanya peradaban manusia. Sebagai bukti, disebutkan bahwa mandar batu mampu bertahan dan berkembang biak dengan sukses di area persawahan milik manusia. Akan tetapi, dampak dari penyesuaian diri ini membuat mereka kadang dituduh sebagai hama oleh petani lokal lantaran gemasannya mengonsumsi hasil panen seperti padi, sesuai laporan tersebut. Animal Diversity .

Ya, ada fakta unik lain tentang burung ini yang berhubungan dengan merawat anaknya. Ternyata, anak-anak burung mandar batu bisa 'naik' ke atas induknya saat mengenali adanya pemangsa di dekatnya. Begitu anak-anak memanjatkan dirinya ke badan induk, keduanya langsung terbang bersama-sama, dengan anak tertumpu pada punggong induk tersebut.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done